Halo teman-teman semuanya.
Senang sekali akhirnya bisa kembali menyapa teman-teman di blogku ini. Bagaimana kabar semuanya? Semoga semuanya baik-baik saja ya.
Ini adalah tulisan pertamaku untuk blog ini di tahun ini. Di postingan ini, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang masih membaca tulisan-tulisan di blog ini walaupun sang tuan rumah belakangan tak aktif mengisinya dengan konten-konten yang baru.
Walau tak aktif menulis di blog ini, aku tetap menulis untuk diriku sendiri, untuk kerja sama dengan pihak lain, dan untuk proyek-proyek pribadiku. Soal karya-karya lain dalam bentuk tulisan, mungkin aku ingin menceritakannya dalam postingan tersendiri nantinya.
Keasyikan yang belakangan ini kulakukan adalah berbagi melalui podcast "Selepas Senjaku". Perjalanan berkarya melalui podcast bisa dibilang adalah jalan yang tak pernah terduga. Tapi, jika ingatan ini ditarik ke belakang, perjalananku berkarya melalui suara memang selalu tak pernah terduga. Mari kuceritakan satu per satu.
Pengalaman ini berawal dari sebuah ajakan teman untuk menemaninya melakukan audisi penyiar radio ketika kami SMA. Aku suka mendengarkan radio, namun tak pernah terpikirkan untuk menjadi penyiar radio. Ajakan seorang teman itu pun kuterima murni karena ingin menemaninya melakukan audisi. Lamanya waktu menunggu giliran temanku mendapatkan giliran untuk audisi membuatku ikutan melihat-lihat materi audisi saat itu. Aku pun tiba-tiba terbersit ingin mencoba ikut karena sepertinya aku bisa melalukannya. Audisi hari itu pun berjalan lancar. Tak ada harapan apa-apa pada hasilnya karena aku murni ingin merasakan pengalaman yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Hasilnya pun tak terduga. Temanku tak terpilih sebagai pemenang dan aku ditelpon pihak radio untuk menjadi penyiar di radio tersebut.
Kejadian serupa pun terjadi. Di audisi yang lain, temanku yang sama (yang memang sangat ingin menjadi penyiar radio) mengikuti audisi yang lain. Aku lagi-lagi menemaninya. Karena bosan menunggu dan penasaran ingin mencoba, aku kembali iseng mendaftar. Temanku kembali tak lolos dan aku kembali lolos dalam kesempatan itu.
Ketika kerja paruh waktu di masa kuliah, kantorku bekerjasama dengan salah satu radio. Pihak radio membutuhkan seorang resource announcer untuk siaran rutin di salah satu program di radio tersebut. Seorang teman baikku di kantor terpilih untuk mengisi program tersebut. Entah kenapa, tiba-tiba teman baikku merekomendasikanku untuk menggantikannya. Jadilah aku mengisi program tersebut.
Beberapa tahun lalu, orang terdekatku cukup gigih menyuruhku untuk membuat podcast. Aku pun terus menolak dengan alasan sibuk dan tak punya banyak waktu untuk mengurusnya. Ia selalu meminta dengan nada bercanda, "Kamu kalau ngomong bisa tahan lama sampai tengah malam. Mending buat podcast. Bisa jadi karya." Aku pun hanya mendengarkan dan tak pernah benar-benar memulai mencobanya.
Sampai akhirnya di hari ulang tahunku, sebuah set lengkap untuk podcasting datang darinya. Kupikir kalau tak digunakan sayang sekali. Aku pun akhirnya mencoba dan ternyata menikmatinya. Semuanya kupelajari sendiri. Dari setting alat-alat, proses rekaman, editing, dan proses publish tiap episodenya. Sampai akhirnya aku tertarik mempelajarinya lebih serius dengan mengikuti kelas dan diskusi podcasting yang ada.
Semua kesempatan-kesempatan berkarya melalui suara dengan produk audio itu selalu datang tak terduga. Jadi, aku memaknainya sebagai sebuah kesempatan yang sudah seharusnya kucoba. Lahirlah Podcast Selepas Senjaku yang kumaknai sebagai caraku berkarya dan cari cara lainku dalam berekspresi setelah melakukan pekerjaan utamaku. Semoga juga bisa menemani teman-teman yang telah selesai melakukan aktivitas seharian selepas senja.
Terima kasih untuk teman-teman yang sudah menemani selama kurang kebih 2,5 tahun ini. Dari teman-teman yang sudah mendengarkan, yang mau diajak ngobrol bersama, yang mau berkolaborasi bersama, yang mau bekerja bersama, yang selalu mendukung dan memberikan feedback setelah mendengarkan. Semoga kita selalu punya kesempatan untuk bertemu, berbagi, dan mengisi satu sama lain di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Podcast Selepas Senjaku bisa didengarkan di Spotify, Anchor, Google Podcast, dan platform pemutar podcast yang lainnya.
Salam hangat,
No comments:
Post a Comment