Dalam
satu tahun, saya bisa mengunjungi Jogja beberapa kali. Jogja bagi saya juga
sudah seperti kota asal kedua. Kota ini sudah menjadi tempat untuk lari dari
kepenatan dan tempat diri ini merela untuk tersesat beberapa saat.
Karena
saya pernah kuliah dan tinggal di kota ini beberapa tahun, tempat wisata dan
kuliner khas yang ada sudah tak lagi awam bagi saya. Sehingga, kunjungan Jogja
saya berikut-berikutnya adalah mengunjungi destinasi wisata yang belum pernah
saya datangi dan mencoba kuliner-kuliner baru atau tersembunyi yang belum
pernah saya coba.
Bisa
dikatakan saya ini pecinta dan pemburu kuliner. Selain cita rasa makanannya,
saya tertarik dengan kisah di balik makanan tersebut, seperti latar belakang si
penjual membuka usaha makanan tersebut, proses pembuatannya, kisah-kisah hidup
si penjual makanan, dan lain-lain. Jadilah perjalanan berburu kuliner saya
layaknya pengalaman saya main ke rumah teman baru saya.
Karena hobi saya berburu kuliner ini, tak
jarang ada teman-teman yang suka bertanya tentang kuliner yang bisa mereka coba
ketika mereka akan ke Jogja. Karena alasan itulah saya menuliskan tulisan ini. Dari banyaknya kuliner Jogja, saya
merekomendasikan beberapa kuliner berikut untuk dicoba karena rasanya istimewa.
1. Mi
Ayam dan Bakso Pak Wiyono
Photo credit: Resty Amalia |
Jika
kamu mencari mi ayam enak yang bisa kamu coba di Jogja melalui mesin pencarian
di internet, kamu mungkin akan menemukan mi ayam lain yang akan
direkomendasikan. Mi ayam Pak Wiyono ini memang kurang popular di dunia maya,
namun tempat satu ini jadi juara di hati para penikmatnya dan langganannya.
Bertempat di area dekat kampus UGM, tempat ini banyak dikunjungi oleh mahasiswa
UGM dan UNY yang letaknya ada di sekitar situ. Tempat ini sudah tak awam bagi
mahasiswa sekitar.
Mi ayam
sederhana. Minya besar-besar dan dihidangkan dengan kuah ayamnya yang kental.
Jika kamu ingin merasakan menu spesialnya, pesanlah menu spesial. Dengan
memesan menu spesial, kamu akan mendapatkan semangkuk mi ayam dengan bakso
basah dan bakso goreng. Untuk kamu yang penggemar ceker, kamu pun bisa memesan
dengan ceker. Sebenarnya, selain mi ayam, mereka pun menjual bakso. Namun,
sedari dulu hingga sekarang, mi ayam Pak Wiyono selalu jadi primadonanya.
Letaknya
ada di pemukiman Sendowo. Kamu bisa pergi ke daerah Koperasi Mahasiswa UGM yang
ada di Jalan Kaliurang. Di dekat situ ada Kantor Bank Mandiri. Masuklah ke
jalan yang ada di samping Bank Mandiri. Kamu bisa berjalan terus hingga menemui
pertigaan di depan SD Percobaan 2. Dari sini, kamu bisa berjalan terus hingga
menemui pertigaan akan ke sungai. Jangan ambil arah ke sungai. Kamu bisa belok
kanan dan berjalan terus hingga kamu bisa melihat gerobak dan warung Mi Ayam
dan Bakso Pak Wiyono.
Bapak
dan Ibu Wiyono mulai berjualan di jam setengah 11 pagi dan biasanya semua menu
habis di kisaran jam 4 sore. Jika ingin lebih nyaman untuk makan di sana,
hindari datang di jam makan siang karena akan sangat ramai di sana. Dengan
tempat yang sangat kecil, kamu harus bersiap bergantian makan dengan pelanggan
lain dan tak bisa duduk sedikit lama setelahnya.
Mi ayam
ini punya banyak pelanggan setia. Sampai saat ini, walaupun banyak pelanggan
yang sudah tak lagi tinggal di Jogja, mereka sering mampir dan kembali untuk
makan di sini. Bersiaplah mencoba rasanya yang unik dan sulit kamu temukan di
mi ayam di berbagai tempat lainnya. Saya yang seorang pecinta mi ayam dan
selalu menyempatkan mencoba makan mi ayam enak di tempat yang saya kunjungi,
selalu tak bisa menemukan rasa yang sama, mendekati, atau lebih enak dari mi
ayam Pak Wiyono ini.
2. Nasi
dan Bubur Gudeg Mbah Waginah
Photo credit: Resty Amalia |
Rasa
gudegnya sederhana, tidak terlalu manis dan asin. Rasanya pas dan nikmat.
Gudengnya nikmat dinikmati hangat-hangat di pagi hari. Gudeg yang dijualnya
sangatlah murah. Jauh dari harga-harga gudeg lain yang sudah dikenal oleh para
wisatawan.
Saya
suka menikmati sarapan di sini jika sedang ada di Jogja. Menemani saat sarapan
di sana, saya biasanya mengobrol dengan Mbah Waginah dan mendengarkan
kisah-kisah penuh lika-liku dari Mbah Waginah. Sambil makan, saya pun bisa
belajar tentang kehidupan darinya.
3. Wedang
Tahu Ibu Sukardi
Photo credit: Resty Amalia |
Wedang
tahu adalah kuliner yang ada di tanah air kita karena bawaan pasukan Cina
yang datang ke Indonesia zaman dulu. Dalam semangkuk wedang tahu, kita akan
menemukan semacam tahu sutra yang dibuat dari kedelai yang kemudian disiram
dengan air jahe panas. Ini termasuk minuman kesehatan. Minuman ini nikmat
dinikmati hangat-hangat dan saat ketika badanmu sedang kurang sehat.
Sudah
cukup sulit menemukan kuliner ini di berbagai daerah. Di Jogja, ada Bu Sukardi
dan keluarganya yang masih membuat dan menjual kuliner ini. Bu Sukardi
berjualan di pagi hari di sekitaran Pasar Kranggan Jogja, di seberang Gudeg Bu Djuminten di sekitaran jam setengah 7 pagi sampai jam 9 pagi. Suaminya pun
berjualan di Pasar Pathuk di pagi hari. Di sore hari, Bu Sukardi berjualan di
depan Mirota Godean. Mampirlah ke sana jika sedang mampir ke Jogja.
4. Mangut
Lele Mbah Marto
Photo credit: Resty Amalia |
Biasanya,
mangut terasa gurih dan sedikit manis. Beda cerita dengan mangut lele masakan
Mbah Marto. Mangut buatannya rasanya pedas. Bagi para pecinta pedas, kamu harus
mencobanya! Mangut lele di sini spesial karena sebeum diolah, lele diasap
dahulu agar tidak mudah hancur saat dimasak dan memberikan aroma serta cita
rasa yang lebih istimewa. Selain mangut lele, ada sayur nangka serta krecek yang bisa mendampingi
sebagai sayurnya.
Photo credit: Resty Amalia |
Awalnya,
Mbah Marto menjual mangut lelenya dengan berkeliling ke desa-desa di sekitar
rumahnya. Namun, setelah bertambah tua, ia memutuskan berjualan di rumahnya
saja. Istimewanya, hingga sekarang, Mbah Marto mempertahankan teknik memasaknya
yang menggunakan cara tradisional, menggunakan tungku dan kayu. Jika kamu
datang ke rumah Mbah Marto, kamu dan para pembeli lain harus mengantre di dapur
Mbah Marto ini. Setelah itu, kamu bisa menikmati makanmu di bagian depan rumah
Mbah Marto.
Photo credit: Resty Amalia |
Rumah
Mbah Marto ada di pemukiman penduduk di belakang kampus ISI Yogyakarta. Siapkan
GPS jika kamu akan ke sana karena rumah Mbah Marto ada di gang kecil di tengah
pemukiman itu. Berikut saya sertakan foto bagian depan rumah Mbah Marto agar
kamu tak salah datang karena ada tetangga di sekitar rumahnya yang juga menjual
menu yang sama. Mbah Marto buka pagi jam 10 dan biasanya sudah habis di sore
hari.
5. Sate
Kere Mbah Mardi
Photo credit: travelingyuk |
Sate
kere yang sudah diturunkan ke generasi kedua ini sangat laris. Dalam waktu dua
jam saja biasanya sudah habis. Jika kamu ingin menikmatinya, datanglah jam 5
sore. Sate Kere Mbah Mardi ada di Jalan Godean km 7,5 Yogyakarta.
6. Gudeg
Mercon Ibu Tinah
Photo credit: bakpiajogja |
Gudeg
mercon Ibu Tinah ini merupakan kuliner malam dan buka jam 8 malam sampai habis.
Walau buka sampai jam 3 dini hari, biasanya tengah malam saja semuanya sudah
habis. Jadi, jika takut kehabisan, kamu bisa datang lebih awal. Gudeg ini bisa
kamu temukan di dekat Pasar Kranggan, tak jauh dari Gudeg Bu Djuminten.
7. Jamu
Tradisional Mbah Sis
Photo credit: Resty Amalia |
Buat saya, Mbah Sis lebih dari itu. Mbah Sis
mengingatkan saya akan gambaran penjual jamu langganan nenek saya ketika kecil.
Berbaju kebaya, disanggul, dan jari-jarinya kuning karena kunyit. Selain itu,
Mbah Sis membuat jamunya dengan cara yang masih tradisional, memerasnya di
depan pembeli dan menyajikannya di batok kelapa. Di beberapa pasar tradisional
di Jogja, kamu bisa menemukan penjual jamu seperti ini. Di Pasar Kota Gede
misalnya.
Saya tertegun ketika pertama bertemu dengan Mbah Sis.
Parasnya ayu, pembawaannya sangat tenang, senyumnya manis, ramah, serta baju
dan gelungannya rapi. Mbah Sis senang mengajak ngobrol orang-orang yang datang.
Yang paling membuat kangen untuk selalu kembali ke sini adalah rasa jamunya
yang alami, kental, rasanya pas, dan kaya rempah. Datanglah ke sini jika kamu
berkunjung ke Jogja. Kamu pasti akan rindu untuk kembali lagi ke sini.
Awal bulan Oktober tahun lalu, Mbah Sis untuk
sementara pindah berjualan karena Pasar Prawirotaman sedang direnovasi oleh
pemerintah. Terpaksa para pedagang yang berjualan di sini pindah berjualan ke
pasar sementara, satu tempat tak jauh dari tempat ini. Hanya sementara. Mungkin
selama setahun ke depan.
8. Menu
Bakar Penyet WPA Alamanda
Photo credit: Resty Amalia |
Menu
bakar dan penyet memang sepertinya sudah biasa dan bisa ditemukan di hampir
setiap sudaut Jogja. Namun, menu bakar dan penyet di sini sangat patut untuk
dicoba. Biasanya, di tempat lain hanya ada menu bakar saja ataupun penyet saja.
Namun, di sini kamu bisa mendapatkan keduanya. Menu yang jadi pilihan adalah
ayam, ikan, tempe, telur, dan tahu yang bisa dibakar dan dipenyet dengan
pilihan jenis sambal (mentah atau matang) serta level pedas yang kamu inginkan.
Bertempat
di Jalan Alamanda, dekat dengan Fakultas Teknik UNY menjadikan tempat ini
tempat makan khas anak kos dengan harga yang terjangkau pula. Cobalah kuliner
satu ini jika kamu sedang ingin menu bakar dan penyet di Jogja. Dengan harga
yang super terjangkau, kamu bisa kenyang dan hati senang.
9. Nasi
Soon dan Sambel Joss Bu Roso
Photo credit: Resty Amalia |
Nasi Soon Sambel Joss Bu Roso menyajikan nasi panas,
tumis soun kecap pedas, sambal yang pedas nikmat, dan aneka gorengan seperti
ayam, tempe, dan bakwan. Harganya super terjangkau. Disajikan di atas daun
pisang membuatnya makin nikmat ketika disantap.
Cobalah mencicipinya dan bersiap antre dari sebelum
jam 4 sore. Bertempat di seberang Jogjatronik, tempat ini sangat mudah
ditemukan. Carilah tempat dengan kerumunan orang di dekat lampu merah. Selamat
mencoba.
10. Lupis dan Jajanan Pasar Mbah Satinem
Photo credit: Resty Amalia |
Menurut saya, lupis buatan Mbah Satinem adalah lupis
terenak yang pernah saya makan. Ketannya lembut sekali, tidak keras. Juruh atau
kuah gulanya juga pas manisnya.
Mbah Satinem sudah mulai berjualan lupis sejak zaman
Indonesia merdeka. Awalnya ia masih membantu ibunya berjualan. Sampai akhirnya
di tahun 60-an, ia mandiri membuat dan menjual makanan hasil buatannya sendiri
dengan berbekal resep warisan ibunya. Proses memasaknya masih menggunakana kayu
bakar dan juruh yang dibuatnya pun dari dulu hingga sekarang masih menggunakan
gula jawa yang sama. Untuk memotong lupis sebelum disajikan pun unik, yaitu
dengan menggunakan benang agar cepat dan rapi potongannya.
Ia berjualan dengan ditemani dan dibantu oleh
putrinya. Putrinya mengantarnya ke tempat berjualan, membungkus makanan,
menerima uang pembayaran, dan memberikan uang kembalian pada para pembeli.
Sehingga Mbah Satinem bisa fokus untuk mempersiapkan makanan saja. Mbah Satinem
memang sudah populer sejak lama. Ia tambah populer sejak kehadirannya di
berbagai postingan akun kuliner di media sosial dan program Street Food,
Netflix.
Mbah Satinem mulai berjualan di Jalan Bumijo, di depan
ruko di pertigaan dekat Pesona Hotel, Tugu (dekat dengan Tugu Jogja) jam 6
pagi. Datanglah di pagi hari dan bersiap untuk antrie. Mungkin antrean di hari
kerja lebih baik daripada antrean di akhir pekan. Selain lupis, kamu bisa juga
menikmati jajanan pasar lain yang juga dijual di sana, seperti cenil, gatot,
dan tiwul.
11. Sop Empal Bu Wignyo
Photo credit: Resty Amalia |
Jika mampir makan ke sini, jangan lupa coba juga
sambalnya yang cukup pedas, tempe goreng, dan tahu bacemnya yang buat ingin
lagi dan lagi. Sup sayurnya sederhana rasanya. Tidak begitu kuat bumbunya dan
tanpa penyedap rasa. Rasanya pas sekali ketika dipadukan dengan empal daging
sapi yang manis gurih dan juga sambalnya yang pedas.
Tempat ini akan sangat penuh jika jam makan siang.
Kalau saya, paling suka datang dan menjadikannya tempat untuk sarapan. Di pagi
hari, suasana rumahannya akan lebih terasa dan tidak penuh sesak karena
pengunjung lain
Semoga informasinya membantu ya. Selamat mencoba makanan nikmat di Jogja yang selalu terasa
istimewa, teman-teman.
Teman-teman yang membaca tulisan ini mungkin juga punya rekomendasi kuliner enak lain yang bisa dicoba ketika sedang di Jogja. Jika ada, silakan rekomendasikan juga kepada yang lainnya melalui kolom komentar ya :)
Teman-teman yang membaca tulisan ini mungkin juga punya rekomendasi kuliner enak lain yang bisa dicoba ketika sedang di Jogja. Jika ada, silakan rekomendasikan juga kepada yang lainnya melalui kolom komentar ya :)
No comments:
Post a Comment