Sekitar setahun lalu, saya membaca surat kabar akhir pekan. Saat itu adalah hari peringatan pendidikan nasional. Di bagian pendidikan, Bapak Anies Baswedan menulis sebuah artikel tentang pendidikan, yang isinya kurang lebih membahas tentang harapan-harapan beliau tentang pendidikan Indonesia, salah satunya adalah guru yang merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan. Saat itu, beliau menuliskan keprihatinannya terhadap perhatian masyarakat Indonesia tentang peran seorang guru dalam pendidikan bangsa. Kala itu saya tergerak. Bukan karena saya seorang pendidik semata. Karena saya ada dalam lingkup dunia pendidikan, saya cukup memahami apa yang disampaikan Bapak Anies Baswedan melalui artikel tersebut. Tulisan beliau bisa dibaca di sini. Saat itu pulalah saya kemudian merasa perlu melakukan sesuatu. Tapi, sepertinya saya butuh seorang teman untuk melakukan ini. Tak perlu menunggu waktu lama, saya menghubungi seorang teman satu kantor, Arief Setiawan. Kami sama-sama ada di dunia pendidikan, dia pasti cukup paham tentang isu ini. Dan karena dia sama-sama begitu gemar menulis dan aktif di dunia kepenulisan, saya yakin mengajaknya melakukan aksi ini. Seketika dia menyanggupi untuk jalan bersama melakukan aksi ini. Dia menyanggupi dengan penuh antusias.
Akhirnya kami sepakat untuk menulis buku yang isinya adalah kumpulan kisah inspirasi tentang guru kehidupan dan seluruh royalti hasil penjualan buku ini akan kami donasikan kepada lembaga pendidikan yang membutuhkan. Guru di sini tak hanya guru kita di sekolah, melainkan guru kehidupan yang mampu menjadi inspirasi kita dan menjadi lentera bagi hidup kita. Tujuan kami hanya satu, kami hanya ingin berbagi pesan melalui buku/tulisan bahwa “Ada peran seseorang untuk menjadikan dirimu yang sekarang”. Hanya itu. Kami ingin mengajak orang-orang untuk kembali mengingat orang-orang yang berjasa dan menginspirasi mereka. Selain itu, mungkin saja kisah-kisah ini bisa menginspirasi orang lain untuk menjadi lentera bagi kehidupan orang lain juga.
Saat itu, modal yang kami miliki hanya kemauan untuk melangkah, harapan, dan doa. Pelan-pelan kami rancang konsepnya dan mencoba untuk mengajak orang-orang yang kita kenal dan sasar untuk berbagi kisahnya. Tapi, hal itu tak semudah yang kami bayangkan. Sebagian besar yang kami hubungi sangat antusias menanggapi niat kami. Mereka berminat untuk bergabung dan ada pula yang terpaksa tak bisa bergabung karena kesibukan pekerjaan. Kami sangat mamakluminya. Ada juga yang merasa memiliki kisah menarik tapi merasa tidak bisa menuliskannya. Kami pun menawarkan untuk membantu menuliskannya sebisa kami. Dan karena memang yang kami butuhkan adalah kisahnya, kami tak hanya menerima naskah yang sudah jadi. Yang kami butuhkan adalah kisahnya yang bisa menginspirasi orang lain.
Kami pun mencoba menghubungi Mas Ega, salah satu founder nulisbuku.com. Mas Ega kemudian membantu kami untuk mempromosikan proyek ini melalui akun media sosial milik Nulisbuku. Dari sinilah banyak orang yang sangat merespon dan satu per satu naskah masuk ke email kami. Bahagianya kami. Terima kasih, Mas Ega dan Nulisbuku.
Karena yang kami butuhkan adalah kisahnya, tantangan berikutnya pun datang. Kami harus mengedit satu per satu tulisan yang kami pilih. Berusaha untuk membuat bahasanya senada dan selaras antara kisah satu dengan yang lainnya. Proses ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama karena kami harus membagi waktu dengan segala pekerjaan kami setiap harinya. Di saat yang bersamaan, kami terus menghubungi dan mengajak orang-orang yang kami sasar untuk bergabung di proyek ini. Usaha kami tak sia-sia, seorang senior dan guru kami yang sudah berkecimpung dan berdedikasi di dunia pendidikan selama puluhan tahun mau bergabung. Thanks, Ibu Gaynor Davis for the beautiful story. Kemudian, Mas Ayi écoutez (gitaris écoutez) juga dengan senang hati membagikan kisahnya untuk proyek ini. Terima kasih, Mas Ayi karena sudah meluangkan waktu untuk ini di tengah kesibukan yang Mas Ayi miliki. Untuk Ibu Gaynor dan Mas Ayi, kami mewawancarai mereka dan kemudian menuliskannya.
Begitu bersyukurnya kami karena buku ini kini sudah terbit. Kami sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua kontributor dan orang-orang yang membantu kami selama melaksanakan proyek ini. Apalah jadinya kami tanpa kalian. Selama menyelesaikan proyek menulis buku ini, kami belajar. Kami sadar kami memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan ketika menjalankan proyek ini. Semoga di proyek menulis buku berikutnya, kami dapat melakukan perbaikan.
Kini, buku hasil dari proyek ini, Buku Lentera Hidup, sudah bisa didapatkan di www.nulisbuku.com. Ada 29 kisah inspiratif tentang guru kehidupan yang harapannya dapat menginspirasi kalian. Semoga. Jujur, kami sangat tersentuh ketika membaca dan mengedit satu per satu kisah dalam buku ini. Kisah-kisah yang disampaikan dari hati ini kami harap dapat berkesan positif bagi para pembaca. Selamat menikmati dan membaca buku ini.
Mari terus menulis dan berbagi :)
PS: Cara pembelian Buku Lentera Hidup melalui www.nulisbuku.com akan ditulis di postingan berikutnya yaaa….
No comments:
Post a Comment