Saking seringnya datang ke acara musik semacam konser atau festival membuat saya tergerak untuk menulis tentang hal ini. Selama ini sudah banyak konser atau festival musik yang saya datangi. Kesempatan saya untuk bisa kuliah di Jogja memang pengalaman yang berharga dan menyenangkan. Sebagai penikmat seni, saya merasa diperkaya rasa oleh kesempatan-kesempatan yang diberikan Jogja kepada saya untuk menikmati pertunjukan-pertunjukan seni yang sering dan mudah kita temui ketika kita jalan-jalan berkeliling Jogja.
Tapi, memang dari banyaknya pertunjukan seni yang saya datangi, saya paling sering datang ke konser atau festival Jazz. Dari saat saya kuliah di Jogja sampai ketika saya tinggal di Cibubur. Di Jakarta juga banyak sekali acara-acara yang menarik. Tetapi, terkadang jarak dan waktu yang sedikit menghambat. Ketika hari kerja kecil kemungkinan untuk saya langsung pergi ke acara-acara tersebut kecuali saya ingin sekali sekali atau saya mengharuskan diri untuk datang. Beda dengan ketika di Jogja yang kemana-mana dekat. Dulu ketika di Jogja, sering saya pulang kuliah atau kerja jalan-jalan sebentar atau menyempatkan diri datang ke acara seni yang ada.
Kenapa lebih sering konser atau festival Jazz? Jawabannya sederhana. Karena saya senang dan menikmatinya. Bukan berarti saya tidak menikmati aliran musik yang lainnya. Kebetulan saja saya memang nyaman dan menikmati aliran musik yang satu ini. Ditambah lagi, konser dan festival Jazz tergolong kondusif untuk didatangi. Dari semua konser dan festival Jazz yang saya pernah datangi, tak pernah saya menemui adanya keributan atau kejadian yang membahayakan. Semuanya aman dan membuat para penikmatnya nyaman. Yang jelas, saya dapat ijin dari orangtua atau keluarga untuk pulang malam asal acara yang didatangi kondusif, jelas pergi dengan siapa, dan bisa menjaga diri.
Belum lama ini, di akhir Oktober, saya baru saja datang ke festival Jazz tahunan yang diadakan Fakultas Ekonomi UI, Jazz Goes To Campus yang diadakan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kampus Depok. Ini bukan kali pertama saya datang ke acara ini. Dari beberapa kali saya datang ke acara ini, saya juga belajar beberapa hal. Sepertinya menarik juga kalau hasil belajar saya dibagikan agar pengalaman pembaca ke acara musik seperti ini makin menyenangkan dan memuaskan.
- Yang pertama adalah jaga kesehatan. Berdasar pengalaman saya, ini poin terpenting karena saya beberapa kali gagal untuk datang ke acara musik dikarenakan sakit atau mengalami kejadian yang tidak diharapkan. Apalagi festival musik sering kali diadakan di luar ruangan. Berdoalah jika tidak turun hujan. Jazz Goes To Campus (JGTC) selalu diadakan di bulan Oktober dimana hujan sedang senang-senangnya turun.
- Lebih nyaman untuk membeli tiket secara online. Dan lebih aman jika membelinya melalui situs resmi milik JGTC. Sekarang ini, membeli tiket konser atau acara musik lainnya dipermudah dengan layanan membeli tiket online. Acara-acara besar biasanya memiliki situs dan sistem yang baik dalam melayani pembelian tiket. Jadi, manfaatkanlah.ketika membeli tiket secara online, biasanya kamu akan diminta untuk mentransfer uang dan kemudian panitia acara tersebut akan mengirimkan tiketnya melalui e-mail. Menurut saya ini sangat mempermudah kita. Kita tak perlu repot-repot untuk mengantri di loket atau mengantri ketika menukarkan tiket. Tapi, pastikan kamu membelinya melalui situs resmi JGTC.
- Gunakanlah sandal japit. Berhubung JGTC selalu diadakan di akhir tahun di mana musim hujan, sandal japit adalah pilihan terbaik untuk kita gunakan. Pernah beberapa kali saya datang ke festival musik yang diadakan di luar ruangan dengan menggunakan sepatu. Akhirnya ketika hujan turun, sepatu saya pun basah dan membuat saya kedinginan dan tidak merasa nyaman selama ada di sana. Jika menginginkan menggunakan sepatu, ada baiknya membawa sandal japit sebagai cadangan. Jadi, ketika hujan turun, kamu bisa mengganti sepatu kamu dengan sandal. Tapi, buat saya yang malas repot, saya memilih menggunakan sandal japit yang ringan dan santai. Saya pun tak khawatir jika hujan turun dan tak repot harus mengganti sepatu atau membawa barang lebih yang berarti menambah beban bawaan saya.
- Bawalah jas hujan. Tak perlu membawa payung. Karena JGTC selalu diadakan di musim hujan, banyak orang membawa payung untuk berjaga-jaga. Tapi, ketika hujan turun di mana konser musik berlangsung, banyak orang yang kemudian membuka payungnya sambil menonton konser. Hal ini membuat nyaman mereka yang membawa payung, tetapi membawa ketidak nyamanan bagi yang lain yang ada di belakangnya. Orang yang ada di belakangnya tak bisa melihat ke arah panggung dengan jelas. Jas hujan menjadi pilihan yang lebih baik. Nyaman bagi si pembawa jas hujan dan juga tak merugikan orang lain. Tahun ini, panitia JGTC meminta penonton yang masuk untuk menitipkan payungnya di tempat penitipan barang.
- Bawalah air minum dan camilan secukupnya. Air sangat penting untuk dibawa kemana-mana ketika datang ke acara seperti ini. Begitu juga dengan camilan. Hehehehe…..
- Isi penuh power bank kamu. Akan banyak momen yang pastinya ingin kamu abadikan. Jadi, isilah penuh power bank kamu dan pastikan baterai hand phone kamu terisi penuh. Pastinya akan sangat menyebalkan jika baterai hand phone habis di saat musisi favoritmu beraksi atau di saat kamu menemukan momen menarik untuk diabadikan melalui foto atau video.
- Makanlah sebelum datang ke acara tersebut atau sebelum menonton musisi favoritmu beraksi. Dari beberapa pengalaman yang pernah saya rasakan, cara ini nyaman saya lakukan. Tak nyaman jika perut lapar ketika di tengah konser atau di saat musisi yang kita nantikan beraksi. Menjaga stamina juga penting. Apalagi acara seperti ini mengharuskan kita banyak berdiri. Pernah saya lapar di tengah-tengah konser di mana Idang Rasyidi beraksi. Padahal saya sangat suka. Tetapi, perut saya yang lapar membuat saya tidak nyaman. Akhirnya saya memutuskan untuk makan dan meninggalkan area konser tersebut. Ketika saya selesai makan, saya tak bisa lagi kembali ke posisi saya menonton karena area konser tersebut sudah dipenuhi orang yang ingin menonton pertunjukan tersebut. Jadilah saya menyesal meninggalkan posisi dan tempat nyaman saya gara-gara perut saya yang lapar :( Penting juga ke toilet sebelum menuju ke stage tujuanmu.
- Pastikan kamu memegang run down acara. Tentukan mau menonton musisi yang mana saja, dan jangan jadi tamak. Maksudnya di sini begini. Acara festival musik seperti JGTC menghadirkan banyak musisi ternama dan dinantikan oleh para penikmat musik. Akan ada beberapa stage utama dan beberapa stage kecil. Para panitia pastinya menyebar pertunjukan para musisi tersebut ke semua stage secara adil dan merata agar tak ada satu stage yang memiliki dominasi atau kebanjiran lebih banyak jumlah penonton daripada stage yang lainnya. Saya pernah sekali tamak dan ingin menonton banyak musisi yang tersebar di beberapa stage. Alhasil, saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan. Jadi, saya mendatangi satu stage. Setelah selesai stage yang pertama, saya pergi ke stage berikutnya di mana pasti sudah penuh penonton. Mau kembali ke stage sebelumnya juga penuh. Ke stage yang lain pun penuh. Sedihnya saya. Percayalah jika di acara seperti ini semua stage pasti akan penuh. Sedari awal tentukan musisi mana saja yang ingin kamu nikmati musiknya. Nongkrong saja dari awal di stage tersebut dan carilah tempat ternyaman untukmu. Kalau saya biasanya memilih nongkrong di stage di mana musisi yang paling ingin saya nikmati musiknya beraksi atau musisi yang belum pernah saya lihat dan ingin sekali saya nikmati live performancenya.
- Jika kamu ingin, kursi lipat juga bisa kamu bawa. Beberapa kali saya lihat orang membawa kursi lipat di fessival-festival musik. Kamu akan lihat banyak orang membawanya di Java Jazz Festival. Lumayan juga untuk diikuti idenya. Kamu bisa duduk sejenak jika kamu kelelehan.
Semoga tips ini membantu kalian untuk bisa menikmati festival musik dengan lebih nyaman :)
Saya share sedikit foto-foto ketika saya di JGTC 2014. Tahun ini saya betul-betul mengaplikasikan tips di atas dan nyatanya saya lebih nyaman dan menikmati tiap penampilan dari para musisi. Semoga begitu pun dengan kamu :)
Tapi, memang dari banyaknya pertunjukan seni yang saya datangi, saya paling sering datang ke konser atau festival Jazz. Dari saat saya kuliah di Jogja sampai ketika saya tinggal di Cibubur. Di Jakarta juga banyak sekali acara-acara yang menarik. Tetapi, terkadang jarak dan waktu yang sedikit menghambat. Ketika hari kerja kecil kemungkinan untuk saya langsung pergi ke acara-acara tersebut kecuali saya ingin sekali sekali atau saya mengharuskan diri untuk datang. Beda dengan ketika di Jogja yang kemana-mana dekat. Dulu ketika di Jogja, sering saya pulang kuliah atau kerja jalan-jalan sebentar atau menyempatkan diri datang ke acara seni yang ada.
Kenapa lebih sering konser atau festival Jazz? Jawabannya sederhana. Karena saya senang dan menikmatinya. Bukan berarti saya tidak menikmati aliran musik yang lainnya. Kebetulan saja saya memang nyaman dan menikmati aliran musik yang satu ini. Ditambah lagi, konser dan festival Jazz tergolong kondusif untuk didatangi. Dari semua konser dan festival Jazz yang saya pernah datangi, tak pernah saya menemui adanya keributan atau kejadian yang membahayakan. Semuanya aman dan membuat para penikmatnya nyaman. Yang jelas, saya dapat ijin dari orangtua atau keluarga untuk pulang malam asal acara yang didatangi kondusif, jelas pergi dengan siapa, dan bisa menjaga diri.
Belum lama ini, di akhir Oktober, saya baru saja datang ke festival Jazz tahunan yang diadakan Fakultas Ekonomi UI, Jazz Goes To Campus yang diadakan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kampus Depok. Ini bukan kali pertama saya datang ke acara ini. Dari beberapa kali saya datang ke acara ini, saya juga belajar beberapa hal. Sepertinya menarik juga kalau hasil belajar saya dibagikan agar pengalaman pembaca ke acara musik seperti ini makin menyenangkan dan memuaskan.
- Yang pertama adalah jaga kesehatan. Berdasar pengalaman saya, ini poin terpenting karena saya beberapa kali gagal untuk datang ke acara musik dikarenakan sakit atau mengalami kejadian yang tidak diharapkan. Apalagi festival musik sering kali diadakan di luar ruangan. Berdoalah jika tidak turun hujan. Jazz Goes To Campus (JGTC) selalu diadakan di bulan Oktober dimana hujan sedang senang-senangnya turun.
- Lebih nyaman untuk membeli tiket secara online. Dan lebih aman jika membelinya melalui situs resmi milik JGTC. Sekarang ini, membeli tiket konser atau acara musik lainnya dipermudah dengan layanan membeli tiket online. Acara-acara besar biasanya memiliki situs dan sistem yang baik dalam melayani pembelian tiket. Jadi, manfaatkanlah.ketika membeli tiket secara online, biasanya kamu akan diminta untuk mentransfer uang dan kemudian panitia acara tersebut akan mengirimkan tiketnya melalui e-mail. Menurut saya ini sangat mempermudah kita. Kita tak perlu repot-repot untuk mengantri di loket atau mengantri ketika menukarkan tiket. Tapi, pastikan kamu membelinya melalui situs resmi JGTC.
- Gunakanlah sandal japit. Berhubung JGTC selalu diadakan di akhir tahun di mana musim hujan, sandal japit adalah pilihan terbaik untuk kita gunakan. Pernah beberapa kali saya datang ke festival musik yang diadakan di luar ruangan dengan menggunakan sepatu. Akhirnya ketika hujan turun, sepatu saya pun basah dan membuat saya kedinginan dan tidak merasa nyaman selama ada di sana. Jika menginginkan menggunakan sepatu, ada baiknya membawa sandal japit sebagai cadangan. Jadi, ketika hujan turun, kamu bisa mengganti sepatu kamu dengan sandal. Tapi, buat saya yang malas repot, saya memilih menggunakan sandal japit yang ringan dan santai. Saya pun tak khawatir jika hujan turun dan tak repot harus mengganti sepatu atau membawa barang lebih yang berarti menambah beban bawaan saya.
- Bawalah jas hujan. Tak perlu membawa payung. Karena JGTC selalu diadakan di musim hujan, banyak orang membawa payung untuk berjaga-jaga. Tapi, ketika hujan turun di mana konser musik berlangsung, banyak orang yang kemudian membuka payungnya sambil menonton konser. Hal ini membuat nyaman mereka yang membawa payung, tetapi membawa ketidak nyamanan bagi yang lain yang ada di belakangnya. Orang yang ada di belakangnya tak bisa melihat ke arah panggung dengan jelas. Jas hujan menjadi pilihan yang lebih baik. Nyaman bagi si pembawa jas hujan dan juga tak merugikan orang lain. Tahun ini, panitia JGTC meminta penonton yang masuk untuk menitipkan payungnya di tempat penitipan barang.
- Bawalah air minum dan camilan secukupnya. Air sangat penting untuk dibawa kemana-mana ketika datang ke acara seperti ini. Begitu juga dengan camilan. Hehehehe…..
- Isi penuh power bank kamu. Akan banyak momen yang pastinya ingin kamu abadikan. Jadi, isilah penuh power bank kamu dan pastikan baterai hand phone kamu terisi penuh. Pastinya akan sangat menyebalkan jika baterai hand phone habis di saat musisi favoritmu beraksi atau di saat kamu menemukan momen menarik untuk diabadikan melalui foto atau video.
- Makanlah sebelum datang ke acara tersebut atau sebelum menonton musisi favoritmu beraksi. Dari beberapa pengalaman yang pernah saya rasakan, cara ini nyaman saya lakukan. Tak nyaman jika perut lapar ketika di tengah konser atau di saat musisi yang kita nantikan beraksi. Menjaga stamina juga penting. Apalagi acara seperti ini mengharuskan kita banyak berdiri. Pernah saya lapar di tengah-tengah konser di mana Idang Rasyidi beraksi. Padahal saya sangat suka. Tetapi, perut saya yang lapar membuat saya tidak nyaman. Akhirnya saya memutuskan untuk makan dan meninggalkan area konser tersebut. Ketika saya selesai makan, saya tak bisa lagi kembali ke posisi saya menonton karena area konser tersebut sudah dipenuhi orang yang ingin menonton pertunjukan tersebut. Jadilah saya menyesal meninggalkan posisi dan tempat nyaman saya gara-gara perut saya yang lapar :( Penting juga ke toilet sebelum menuju ke stage tujuanmu.
- Pastikan kamu memegang run down acara. Tentukan mau menonton musisi yang mana saja, dan jangan jadi tamak. Maksudnya di sini begini. Acara festival musik seperti JGTC menghadirkan banyak musisi ternama dan dinantikan oleh para penikmat musik. Akan ada beberapa stage utama dan beberapa stage kecil. Para panitia pastinya menyebar pertunjukan para musisi tersebut ke semua stage secara adil dan merata agar tak ada satu stage yang memiliki dominasi atau kebanjiran lebih banyak jumlah penonton daripada stage yang lainnya. Saya pernah sekali tamak dan ingin menonton banyak musisi yang tersebar di beberapa stage. Alhasil, saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan. Jadi, saya mendatangi satu stage. Setelah selesai stage yang pertama, saya pergi ke stage berikutnya di mana pasti sudah penuh penonton. Mau kembali ke stage sebelumnya juga penuh. Ke stage yang lain pun penuh. Sedihnya saya. Percayalah jika di acara seperti ini semua stage pasti akan penuh. Sedari awal tentukan musisi mana saja yang ingin kamu nikmati musiknya. Nongkrong saja dari awal di stage tersebut dan carilah tempat ternyaman untukmu. Kalau saya biasanya memilih nongkrong di stage di mana musisi yang paling ingin saya nikmati musiknya beraksi atau musisi yang belum pernah saya lihat dan ingin sekali saya nikmati live performancenya.
- Jika kamu ingin, kursi lipat juga bisa kamu bawa. Beberapa kali saya lihat orang membawa kursi lipat di fessival-festival musik. Kamu akan lihat banyak orang membawanya di Java Jazz Festival. Lumayan juga untuk diikuti idenya. Kamu bisa duduk sejenak jika kamu kelelehan.
Semoga tips ini membantu kalian untuk bisa menikmati festival musik dengan lebih nyaman :)
Saya share sedikit foto-foto ketika saya di JGTC 2014. Tahun ini saya betul-betul mengaplikasikan tips di atas dan nyatanya saya lebih nyaman dan menikmati tiap penampilan dari para musisi. Semoga begitu pun dengan kamu :)
Tulus, yang panggungnya selalu penuh ketika dia perform. Kanan, kiri, depan, belakang isinya ABG pada teriak-teriak histeris. Sejauh ini, buat saya, lagunya memang enak untuk dinikmati sih.
Cut Nyak Deviana yang cerdas, berkharisma, tegas, dan yang paling saya senang adalah stylenya ketika memainkan keyboardnya. Setiap melodi yang dimainkannya seperti berbicara dan bercerita.
Syaharani and The Queenfireworks, musiknya membawa penghiburan dan pencerahan hati.
Like Father Like Son, Benny Likumahuwa bersama putranya bassist Barry Likumahuwa yang selalu saya nantikan penampilannya. Sudah berkali-kali menikmati aksi mereka dan tak pernah sekali pun bosan.
No comments:
Post a Comment