Tahun lalu begitu banyak kejadian yang tidak bisa terangkum dalam sekali sesi bercerita atau beberapa halaman tulisan yang ditulis dalam waktu yang singkat. Buatku begitu banyak hal penuh suka dan duka di tahun yang lalu. Semuanya penuh hikmah dan aku yakin akan mendewasakanku. Kalau boleh aku merangkumnya dalam beberapa kata, tahun lalu adalah tentang harapan, usaha, belajar, kerja keras, pengorbanan, doa, pertemanan yang luar biasa, dan berkah Tuhan.
Banyak hari di tahun lalu yang ku lalui dengan bercengkrama dengan banyak buku dan ‘Megumi’ sang laptop kesayangan dan kebanggaanku. Banyak malam ku lalui dengan membaca banyak buku, mengetik, dan pada akhirnya tertidur di depan laptop. Begadang sampai pagi pun serasa biasa. Semuanya rela dilakukan hanya demi satu kata ‘kelulusan’. Teringat pada sebuah perbincanganku dengan ibu professor yang merupakan dosen pembimbing akademikku bahwa sebuah kelulusan bukankan jalan akhir bagi kita, melainkan sebuah jalan dan langkah awal sebuah perjuangan dalam kehidupan yang sebenarnya. Perbincangan itulah yang pada akhirnya membuatku sangat terpacu untuk segera menyelesaikan hutangku pada saat itu yaitu penelitian dan skripsiku.
Pada saat yang bersamaan, aku pun masih terus bekerja setiap harinya untuk menyambung hidupku, demi terus bisa makan, membeli segala yang ku butuhkan, dan menyelesaikan penelitian dan skripsiku. Kesehatan badan terkadang mulai protes setelah begitu banyak kegiatan yang dilakukan bersama-sama dan semuanya mengajukan deadlinenya untuk segera diselesaikan. Terkadang dalam titik yang begitu melelahkan, aku rela untuk menyerah untuk mengistirahatkan badanku sejenak. Aku percaya apa yang Tuhan janjikan kepada setiap umatnya bahwa Dia akan selalu memberikan jalan yang indah kepada setiap umatNya yang mau berusaha. Dan aku terus berusaha dalam segalanya dengan mengharap hadiah yang indah untukku akan datang. Paling tidak sebagai hadiah atas kerja keras dan usaha-usahaku. Dan memang begitu jalanNya…. Begitu banyak hal yang patut ku syukuri datang setelah usaha keras yang ku lakukan dengan penuh pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan banyak hal yang memungkinkan untuk dikategorikan sebagai pengorbanan.
Buatku, dapat menyelesaikan skripsi adalah suatu hal yang sangat patut untuk disyukuri. Dan begitu banyak hadiah dariNya yang datang tiba-tiba, dalam waktu yang berdekatan, dan tanpa disangka-sangka. Mulai dari ujian skripsi yang harus segera dilaksanakan dalam waktu yang cepat karena dosen pembimbing yang memajukan jadwal ujian dari jadwal semula. Pada mulanya, aku sedikit merasa kurang nyama karenanya. Tetapi, pada akhirnya aku menyadari kalau itu merupakan hadiah dariNya karena dengan dimajukannya ujianku aku bisa mengejar yudisium dan wisuda pada waktu yang berdekatan. Dan pada akhirnya aku dapat diwisuda, semuanya itu masih dirasa sebagai menjadi mimpi yang terwujud dengan cepat, tanpa disangka-sangka, dan terjadi dalam waktu yang berdekatan.
Kejadian itulah yang pada akhirnya membuatku makin sadar bahwa Tuhan aka nada di sisi kita selalu. Bantuannya tak aka nada habisnya bagi kita. Hadiah dan nikmatNya akan selalu datang apabila kita mau berusaha untuk mencari dan mewujudkan apa yang kita mau. Dan semua yang terjadi pada kita, entah itu kejadian yang baik maupun yang buruk, pasti ada maksud dan tujuannya. Semuanya pasti demi kebaikan kita. Dan wisuda hanyalah merupakan selebrasi buatku. Itu bukanlah semata-mata tujuan kita menempuh pendidikan di universitas. Hal itulah yang membuatku memutuskan untuk tidak begitu mengharu biru menjelang atau pada saat merayakan wisuda. Perjuangan keras kita sebenarnya sudah menanti tepat di depanku.
Semua hal yang membutuhkan kerja keras dan pengorbanan juga sudah mengantri untuk segera dilakukan di depan sana. Dan dunia kerja bukanlah hal yang mudah untuk ditaklukkan. Sebuah pekerjaan yang mulia pun datang padaku dengan tanpa disangka-sangka. Seorang teman menawariku dan merekomendasikanku untuk mengajar di sebuah sekolah milik pemerintah. Pekerjaan yang mungkin banyak orang pikir mudah untuk dilakukan ini ternyata tak semudah dibayangkan. Aku begitu bekerja keras untuk belajar banyak hal, beradaptasi, dan bertahan pada banyak hal yang baru ku pelajari. Dan kurasa inilah hidup yang sebenarnya. Tantangannya begitu besar.
Kadang keluhan begitu sering terucap dari bibir, tapi aku tahu dan percaya bahwa Tuhan memberiku semua ini bukan tanpa alasan. Semuanya ku yakin adalah hadiah buatku yang akan ku tahu maksud dan tujuannya beberapa waktu mendatang. Keras dan pahitnya kehidupan juga makin dekat, makin memanggil untuk mengajak berkenalan. Dunia kerja yang sesungguhnya tidak sesederhana yang ku pikirkan. Banyak aroma persaingan di sana sini, saling sikut, saling berkomentar terhadap kinerja satu sama lain pun tak jarang dijumpai.
Aku pun sadar diri sebagai orang muda yang baru belajar, aku tidak seharusnya dengan mudahnya terlibat ke dalamnya. Aku juga bukan orang yang seperti itu. Aku hanya memiliki cita-cita yang sederhana yaitu bisa terus belajar dan mengembangkan diri, bermanfaat bagi orang lain, dan menjalin hubungan baik dengan sesama. Jadi, sikap diam, tidak terlalu banyak komentar merupakan cara yang dikiranya tepat untuk dipilih dan dilakukan.
Ketika lelah dan penat datang, sahabat dan kebersamaan dengan orang-orang terkasih bisa jadi obat yang sangat mujarab. Mereka tanpa tendensi apapun, akan datang untuk membuat warna di setiap langkah. Mereka mengobati resa sepi di hati. Terima kasih Tuhan aku telah memiliki mereka. Tuhan maha tahu. Aku sangat meyakini Dia tak pernah salah memberiku semua ini. Semua ada jalanNya, semua menyiratkan misteri kehidupan. Tapi, aku percaya misteri itu akan terjawab suatu saat dengan datangnya hal-hal baik dalam hidup. Aku harap begitu. Yang muda akan banyak belajar, tapi aku bertekad dan berjanji aku akan jadi bintang suatu hari nanti.
No comments:
Post a Comment