Kami tak pernah membuat dan menyetujui sebuah perjanjian tentang apapun. Kami juga tak pernah berikrar apapun untuk menjadi satu. Tapi, entah mengapa kami dipertemukan dengan berbagai kesamaan maupun berbagai hal yang mampu menyelaraskan satu sama lain, dari sekelumit kisah di masa kecil kami yang hobi berfilateli dan berkorespondensi, hingga kegemaran menikmati dan menyaksikan pertunjukkan musik jazz, fotografi, membaca, menulis, menyanyi, dan berkaraoke di masa dewasa.
Kecintaan terhadap makhluk Tuhan yang luar biasa bermerk ‘anak-anak’ pun membuat kami sering terlarut dalam banyak cerita tentang mereka. Semuanya datang begitu saja seperti tamu yang tak pernah diundang. Walaupun kami tumbuh dengan karakter masing-masing, hal-hal itulah yang menyatukan kami.
Walaupun kami sering bersedih dan berbahagia karena banyak hal yang berbeda penyebabnya, tapi kami mampu menangis dan tertawa bersama. Dan inilah yang membuatku mampu memahami sebuah kekuatan persaudaraan, the power of sisterhood. Bahkan, ketika salah satu dari kami bersedih, maka hari kami pun mampu menjadi mendung. Begitupun sebaliknya. Jika, salah satu dari kami tersakiti, yang lain juga mampu mengeluarkan pedang masing-masing untuk saling melindungi. Feminitas bukan berarti lemah. Bersifat feminim juga mampu perkasa. Bukan secara fisik, tapi jiwa.
Tak perlu banyak kata untuk menyampaikan maksud satu sama lain. Cukup duduk bersama dan saling pandang, kamipun tahu yang akan segera terjadi beberapa detik kemudian, tersenyum, menangis, atau tertawa. Seperti saling bergantung satu sama lain. Ketika berbahagia, marilah kita habiskan waktu bergembira bersama. Jika bersedih, marilah luangkan waktu untuk duduk, mendengarkan, merangkul untuk mentransfer kekuatan, menemani beritual untuk mengusir hawa buruk, atau yang terburuk adalah meledek dan mentertawakan apa yang menimpa satu sama lain. Itu dilakukan semata-mata untuk menghibur dan membantu melupakan hal buruk yang menimpa.
Tak pernah ada rasa berhutang satu sama lain untuk semua itu. Karena semuanya dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan. Setiap kisah yang dilalui menjadikan kami saling belajar dan bertumbuh. Tak pernah ada yang merasa paling hebat. Karena kami semua memang hebat dengan sisi kelebihan masing-masing. Dan akan makin menyadari bahwa perbedaan-perbedaan yang kami miliki telah menjadi pelengkap satu sama lain.
Untuk kesekian kalinya, aku ingin bilang bahwa kalian adalah anugerah indah dariNya untukku dan karenaNya aku menyayangi kalian. Sudah kutemukan titik dimana kalian jugalah yang membuat hidup makin berwarna. Segala kerumitan dapat terasa lebih ringan karena kekuatan bantuan dari kalian. Kemampuan saling memahami dan menghargai juga jadi kekuatan yang luar biasa.
Karena kita saling mengasihi, marilah kita saling menggenggam pedang kita untuk melindungi diri dan melindungi satu sama lain. Bukan pedang yang biasanya digunakan prajurit untuk berperang, tetapi pedang yang digunakan ratu dengan feminitasnya yang tinggi. Berjiwa lembut tetapi kuat secara hati dan pikiran.
Karena kita adalah ‘The Queens of Swords’
No comments:
Post a Comment