beberapa waktu lalu suasana hatiku kurang bagus, ditambah banyaknya tugas tugas dari dosen di kampus. saat itu malam dan aku memutuskan nasi goreng untuk makan malamku. aku pergi walaupun malam itu gerimis. waktu itu warung nasi goreng sepi, dari pada aku bosan menunggu. aku ngobrol dengan sepasang penjual nasi goreng itu.
berawal dari obrolan ringan lalu berlanjut ke hal hal pribadi. si ibu penjual nasi goreng itu cerita banyak tentang keluarganya. ternyata mereka pergi merantau ke jogja demi mencari penghidupan yang layak. mereka mengontrak sebuah rumah sederhana di dekat warung tempat mereka berjualan nasi goreng.
tapi yang membuat aku salut dan kagum...si ibu menceritakan kesusahan hidup mereka dengan senyuman ramahnya dan si bapak bercerita sambil bercanda.
"...walah mbak, rumah ngontrak terus punya anak banyak...", kata si ibu sambil tersenyum. lalu aku menjawab,"...ya sama bu, saya juga di sini ngekos kok...".
"...tapi mbak beda sama kita, mbak kan disini menuntut ilmu dan ada yang membiayai...", jawab si ibu lagi. tapi aku terus berusaha memperlihatkan rasa empatiku pada mereka. tapi mereka terus mengeluarkan perkataan2 yang seolah2 merendahkan diri mereka sendiri.
ketika aku pulang, di jalan aku berfikir...mereka hebat. walaupun hidup susah tapi gak pernah mengeluh. sedangkan aku, hanya gara2 banyaknya tugas dari dosen mengeluh begitu aja. aku lalu berfikir lagi, Allah masih sayang padaku. Dia mempertemukan aku dengan sepasang sumi istri itu dan seolah olah menunjukkan suatu pesan untuk jangan mudah menyerah dan putus asa.
terima kasih Allah masih mengingatku...dan aku banyak belajar dari sepasang penjual nasi goreng itu tentang kesabaran, ketabahan, dan rasa rendah diri mereka.
berawal dari obrolan ringan lalu berlanjut ke hal hal pribadi. si ibu penjual nasi goreng itu cerita banyak tentang keluarganya. ternyata mereka pergi merantau ke jogja demi mencari penghidupan yang layak. mereka mengontrak sebuah rumah sederhana di dekat warung tempat mereka berjualan nasi goreng.
tapi yang membuat aku salut dan kagum...si ibu menceritakan kesusahan hidup mereka dengan senyuman ramahnya dan si bapak bercerita sambil bercanda.
"...walah mbak, rumah ngontrak terus punya anak banyak...", kata si ibu sambil tersenyum. lalu aku menjawab,"...ya sama bu, saya juga di sini ngekos kok...".
"...tapi mbak beda sama kita, mbak kan disini menuntut ilmu dan ada yang membiayai...", jawab si ibu lagi. tapi aku terus berusaha memperlihatkan rasa empatiku pada mereka. tapi mereka terus mengeluarkan perkataan2 yang seolah2 merendahkan diri mereka sendiri.
ketika aku pulang, di jalan aku berfikir...mereka hebat. walaupun hidup susah tapi gak pernah mengeluh. sedangkan aku, hanya gara2 banyaknya tugas dari dosen mengeluh begitu aja. aku lalu berfikir lagi, Allah masih sayang padaku. Dia mempertemukan aku dengan sepasang sumi istri itu dan seolah olah menunjukkan suatu pesan untuk jangan mudah menyerah dan putus asa.
terima kasih Allah masih mengingatku...dan aku banyak belajar dari sepasang penjual nasi goreng itu tentang kesabaran, ketabahan, dan rasa rendah diri mereka.
No comments:
Post a Comment